KECAMATAN LUBAI
Desa/kelurahan 10 Desa
Pemerintahan
Camat Drs. Edi Susanto MM,Luas 60- km²,Jumlah penduduk54024 jiwa,Jumlah KK 13162 kk,WAJIB KTP 35443
Alamat Kantor Camat Lubai : Jl. Raya Beringin No.1, Sumatera Selatan 31173.Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Lubai terdiri dari 18 desa difinitif dan 3 desa pemekaran.setelah di mekarkan kecamatan lubai terbagi 2 (dua)
1.kecamatan lubai
2.kecamatan lubai ulu
Daftar nama desa kecamatan lubai
o Air Asam
o Aur
o Beringin
o Gunung Raja
o Jiwa Baru
o Kota Baru
o Menanti
o Pagar Gunung
o Suka Merindu
o Tanjung Kemala
Desa-desa di Lubai
Desa desa di Kecamatan Lubai terdiri dari desa depenitif dan desa pemekaran. Adapun desa yang telah lama didirikan sejak zaman Kesultanan palembang Darussalam antara lain : Desa Tanjung Kemala, Gunung Raja, Jiwa Baru, Pagar Gunung, Beringin, Aur, Karang Agung dan Pagar Dewa. Kehidupan sosial mempunyai ciri khas yang telah berlangsung sejak zaman Kesultaan Palembang Darussalam sampai saat ini.
Air Asam
Air Asam dalam ”bahasa Lubai : Duson Aiah Masam” adalah desa di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduk : 1389 jiwa terdiri dari : laki-laki 708 jiwa dan perempuan 681 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai.
Aur
Aur dalam “bahasa Lubai : Duson Auor”. adalah desa di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduk : 2.688 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.368 jiwa dan perempuan 1.300 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai.
Beringin
Beringin dalam bahasa Lubai adalah Duson Beringen. Desa Beringin adalah desa di Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan ibukota Kecamatan Lubai. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduk : 3.849 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.148 jiwa dan perempuan 1.226 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai, bahasa Palembang.
Gunung Raja
Gunung Raja dalam bahasa Lubai ialah Duson Gunong Raje. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Jumlah penduduk : 2.089 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.023 jiwa dan perempuan 1.066 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet. Bahasa yang dipergunakan sehari-hari bahasa Lubai.
Jiwa Baru
Jiwa Baru adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Desa ini merupakan penggabungan dua desa yaitu Kurungan Jiwa dan Baru Lubai. Desa ini dalam bahasa Lubai adalah Duson Jiwe Baru. Jumlah penduduk : 1.747 jiwa terdiri dari : laki-laki 836 jiwa dan perempuan 911 jiwa, dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Kota Baru
Kota Baru dalam bahasa Lubai ialah Duson Kute Anyar. Desa Kota Baru adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Beringin - Tambang Rambang. Jumlah penduduknya : 1.914 jiwa terdiri dari : laki-laki 939 jiwa dan perempuan 975 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
MENANTI
Menanti dalam bahasa Lubai ialah Duson Menunggu. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini merupakan desa pemekaran. Jumlah penduduk : 1.010 jiwa terdiri dari : laki-laki 524 jiwa dan perempuan 486 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Pagar Gunung
Pagar Gunung dalam bahasa Lubai ialah Duson Pagar Gunong. adalah desa di kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya : 1.660 jiwa terdiri dari : laki-laki 800 jiwa dan perempuan 860 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Suka Merindu
Suka Merindu dalam bahasa Lubai ialah Duson Galak Sumangkan. Desa Suka Merindu adalah salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Baturaja - Prabumulih. Jumlah penduduknya : 3.269 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.567 jiwa dan perempuan 1.702 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Tanjung Kemala
Tanjung Kemala dalam “bahasa Lubai ialah Duson Tanjung Kemale. Desa Tanjung Kemala adalah salah satu desa dalam wilayah kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Terletak di Jalan Raya Pagar Gunung - Tambang Rambang. Jumlah penduduknya : 2.345 jiwa terdiri dari : laki-laki 1.440 jiwa dan perempuan 1.205 jiwa. Dengan mata pencaharian penduduk mayoritas petani Karet.
Pranata Sosial
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak. Menurut Horton dan Hunt (1987), pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting.Hak Milik
Masyarakat Lubai sangat menjunjung tinggi hak milik : perorangan, keluarga, kekerabatan dan hak pedesaan. Hal ini dapat dimaklumi bahwa masyarakat Lubai adalah penganut agama islam yang baik. Hak milik tanah pekarang rumah, tanah peladangan, tanah perkebunan, hutan belukar, hutan rimba, balong atau tebat, dan danau; Seseorang yang mengaku hak milik orang lain, akan diangap tidak bermoral dan akan mendapat hukuman sosial dari masyarakat Lubai. Saat ini pengakuan terhadap hak milik itu mulai tidak akurat, dikarenakan sebagian pemilik lahan sudah lama merantau, maka dapat saja hak milik itu berpindah hak kepemilikinya.
Sistem Perkawinan
Masyakarakat Lubai mempunyai simbol-simbol adat istidat Sistem Perkawinan, yang harus dilaksanakan PERKAWINAN ADAT LUBAI ada beberapa tahap yang harus dilalui seperti tahap perkenalan antara si bujang dengan si gadis, tahap betepek barang "memberikan suatu barang kepada pihak sigadis", tahap ngule "memberikan bantuan tenaga maupun bendah kepada keluarga pihak gadis", tahap memadukan rasan "utusan pihak sibujang bekunjung keluarga si gadis", tahap benghantat dudul "mengantar dodol permintaan sigadis", tahap ngantatkan jujur "mengantarkan uang permintaan si gadis" tahap akad nikah dan tahap resepsi pernikahan. Pada masa kini kebanyakan perkawinan dan pembentukan keluarga adalah atas dasar cinta romantis. Perkembangan sistem pendidikan modern dan proses informasi yang mudah didapat menyebabkan muda mudi Lubai bebas mencari jodoh sendiri. Campur tangan ibu bapa, agak minimal, kalau ada pun dalam urusan peminangan dan pelaksanaan perkawinan saja yang dilakukan mengikut ketetapan adat. Oleh karena bebas mencari jodoh sendiri, faktor-faktor seperti ikatan kekeluargaan, latar belakang keluarga, kedudukan ekonomi dan taraf sosial keluarga, dan lain-lain bukan lagi menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan jodoh.
Religi
Masyarakat Lubai sangat taat terhadap ajaran islam. Rajin menjalan perintah Allah seperti salat, berpuasa bulan Ramadhan, membayar zakat pertanian sehabis panen, menunai ibadah Haji. Menjauhi larangan Allah seperti : tidak boleh mengakui hak milik orang lain, karena dalam ajaran agama islam seseorang mengakui atau mengambil manfaat sesuatu benda milik orang lain tanpa izin merupakan perbuatan mungkar.
Sistem hukum
Masyarakat Lubai pada awal kemerdekaan ada sistem hukum Marga Lubai. Saat itu beberapa hukum adat baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dapat berjalan sebagaimana mestinya. Saat ini hukum adat lebih ditekankan pada kegiatan pernikahan. Setiap orang yang akan melangsungkan pernikahan berkewajiban melaporkan kepada lembaga adat. Berdasarkan laporan tersebut, maka yang melaporkan akan melaksanakan pernikahan akan dicatat dibuku besar Adat.
Sistem kekerabatan
Masyarakat Lubai menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu sistem kekerabatan pihak ayah. Dalam bahasa Lubai sistem kekerabatan pihak ayah ini disebut Guguk atau Jurai. Guguk Pengiran merupakan kaum bangsawan merupakan kelompok masyarakat kedudukannya tertinggi, guguk penghulu merupakan kaum keturunan tokoh agama islam. Didalam sistem kekerabatan masyarakat Lubai, terdapat juga sistem kekerabatan matrilineal “kekerabatan pihak ibu” hal ini terjadi biasanya apabila didalam keluarga tersebut tidak ada anak lelakinya. Adapun untuk memanggil adik Ayah yang prempuan dipanggil dengan "Ibungan", adik Ibu yang prempuan dipanggil dengan "Bibi", sebutan isteri paman dipanggil Munting. Seorang menantu selain memanggil Ayah dan Ibu (bahase Lubai Bak dan Umak) kepada orang suaminya/isterinya maka terhadap paman/bibi /uak dipanggil dengan sebutan yang sama yaitu Bak atau Umak. Kakek dan nenek di panggil pugok dan ninek
Sistem pendidikan
Masyarakat Lubai menggangap sistem pendidikan ini sangat penting. Pada periode zaman penjajahan Belanda pendidikan formal ini anak masyarakat biasa hanya sampai dengan pendidikan Sekolah Rakyat ”SR” dan anak seorang Depati atau adipati dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Periode awal kemerdekaan sampai dengan tahun 1980an pendidikan formal yang di ikuti oleh putera-puteri Lubai dari jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dari tahun 1990an sampai dengan saat ini, telah banyak putera-puteri Lubai belajar sampai jenjang perguruan tinggi. Untuk pendidikan non formal putera-puteri Lubai mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh tokoh adat, seperti ketrampilan kesenian dan adat istiadat; Kegiatan diselenggarakan oleh tokoh agama untuk ketrampilan membaca Al Qur’an dan pembentukan akhlak karimah; Kegiatan diselenggarakan oleh tokoh masyarakat untuk ketrampilan pertanian Karet yang unggul. Untuk pendidikan in formal masyarakat Lubai melaksanakan sesuai dengan adat istiadat yang ada saat ini.
Bahasa
Bahasa yang dipergunakan masyakat Lubai adalah bahasa Melayu Palembang yaitu bahasa Indonesia dialek akhiran e. Contoh pengucapan kata kemana menjadi kemane, orang jadi jeme,sudah menjadi sude, tua menjadi tue. Adapun kata-kata dalam bahasa Indonesia menggunakan hurup r diganti dengan hurup h. Contoh kata rumah menjadi humah, terung menjadi tehung, ular menjadi ulah dan sebagainya.